Malang, El-Ma’rifah -
Lantunan Sholawat terdengar merdu di gedung Sport Center Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim pada sabtu (7/11) malam, tepatnya pukul 19.30 WIB.
Sholawat yang dilantunkan oleh grup "Syubbanul Musyrifin" tersebut
merupakan rangkaian pra acara "NGOPI" Jilid 3: Urgensi Relasi
Syari'at dan Hakikat dalam Perspektif Tasawwuf yang diadakan oleh Pusat Ma’had
Al-Jami’ah UIN Malang.
Acara yang dihadiri oleh
musyrif/ah, santri tahfidz, santri ma'had aly, jajaran murabbi, staf dan pengasuh
Pusat Ma’had Al-Jami’ah tersebut berlangsung santai tetapi penuh makna. K.H.
M.Nizam As-Shofa, pengasuh Pondok Pesantren Ahlus Shofa Wal
Wafa Sidoarjo merupakan pemateri dalam acara tersebut. Acara tersebut dimulai
dengan pembacaan tawassul dan nadzom yang dipandu langsung oleh Gus Nizam,
sapaan akrab beliau, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Drs. K.H.
Chamzawi, M.Ag, salah satu pengasuh Pusat Ma'had Al-Jami'ah UIN Malang.
Dalam sambutannya, Kyai Chamzawi,
panggilan beliau, menyampaikan bahwa sesuatu yang diistiqomahkan akan menjadi
karomah. Beliau juga berdoa agar semua yang hadir dalam acara tersebut
senantiasa diberi hidayah oleh Allah SWT. "Semoga kita diberi hidayah oleh
Allah SWT bukan hanya sekedar tau, tetapi juga dapat mengamalkan" kata
beliau.
Selanjutnya dimulailah kajian
oleh Gus Nizam. Gus Nizam dalam kajiannya menjelaskan bahwa tasawwuf merupakan
wilayah bathin yang mencangkup adab dan tata krama, sedangkan fiqih merupakan
wilayah dzahir yang mencangkup tata cara ibadah, muamalah, kehidupan sosial, dan
aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan dzahiriyah manusia. Gus Nizam
juga menjelaskan bahwa siapa saja yang belum mengetahui seluk beluk nafsunya,
maka ia belum mengetahui tuhannya, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut beliau
sampaikan berdasarkan hadits Rasulullah SAW: "Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu"
Beliau (Gus Nizam) juga
memaparkan tentang macam-macam nafsu beserta penyakitnya. Salah satu penyakit
nafsu adalah syariat bloko. Syariat bloko dalam penjelasan beliau
seperti seseorang yang syahadat dan segala ibadah yang dijalankannya hanya di
luar saja, tidak dimaknai secara mendalam.
Gus Nizam juga menjelaskan
tentang pentingnya kita sebagai manusia untuk memerangi nafsu yang buruk, dan
untuk itulah perlunya relasi antara hakikat dengan syari'at. Beliau memberikan
permisalan bahwa hakikat dan syari'at itu seperti sepasang sandal atau sepatu.
"Syari'at dan hakikat itu seperti sandal atau sepatu, hilang 1, tiada
gunanya, walaupun sandal itu terbuat dari kristal atau emas" paparnya.
Beliau juga memberi permisalan lain terkait hubungan antara hakikat dan
syariat, yaitu bagaikan gula dengan rasa manisnya.
Lebih lanjut Gus Nizam
menjelaskan tentang "pengabdian murni" yang merupakan implementasi
dari rasa syukur seseorang terhadap sang Khaliq. Hal tersebut merupakan
kewajiban seorang hamba Allah yang termaktub dalam Al-Qur'an: wamaa kholaqtul jinna wal insa illaa
liya'buduuni (tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk
menyembahKu).
Acara kemudian dilanjutkan dengan
sesi tanya-jawab. Para audiens nampak antusias memberikan pertanyaan kepada Gus
Nizam dan beliau pun menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan lancar. Gus
Nizam dalam salah satu jawabannya memaparkan bahwa tasawwuf itu seperti bahrun laa saahila lahu (laut yang tiada
ujungnya). "Tasawwuf itu sulit bagi yang memahaminya dengan akal nafsu,
tapi mudah bagi yang lahu an-nuur
(diberi cahaya)" tambahnya.
Acara yang berakhir pada pukul
22.30 tersebut ditutup dengan pembacaan qasidah kun shofiyyan, alal qur'an,
dan yaa saalik yang dilantunkan oleh
Gus Nizam bersama dengan para audiens kemudian dilanjut pembacaan doa oleh Kyai
Chamzawi. Rasa semangat menuntut ilmu pun masih terlihat pada diri audiens
meskipun acara sudah berakhir. Hal tersebut dibuktikan dengan besarnya harapan
mereka agar acara tersebut diadakan lagi. "Semoga acara tersebut bisa
diistiqomahkan terus. Acara tersebut sangat bagus, karena memberi wadah bagi
mahasiswa untuk berdiskusi dan belajar terkait tasawuf" kata Muhammad
Khozinul Asror, salah satu peserta kajian.(hk)