UNITY 2020

Desain Maskot - Artikel - Cipta Cerpen - Fotografi - Musikalisasi Puisi - Mobile Legend

EL MA'RIFAH 78

FESTIVAL PENA 2017

EL MA'RIFAH 78

FOTO BERSAMA

DIVISI DESAIN 78

KONSEPTOR ALBUM MSAA 78

Thursday 9 November 2023

Pekik Takbir UIN Malang Untuk Palestina



Malang, 10 November 2023 – UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) mengukir sejarah baru dalam aksi solidaritasnya untuk Palestina dengan membawa tajuk "Save Humanity Rights In Palestine". Suasana kampus semakin menggema dengan semangat kepedulian dan persatuan saat seluruh civitas akademika kampus tersebut berpartisipasi dalam aksi yang mempertegas sikap UIN Malang terhadap isu Palestina.

Dalam momen aksi tersebut, dibacakan kembali dengan lantang pembukaan UUD 1945, menegaskan stand point peserta aksi sebagai warga UIN Malang sekaligus bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. "... Oleh karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan!" teriak mereka, memperkuat komitmen untuk mendukung perjuangan Palestina.

Keindahan aksi solidaritas semakin terasa ketika Dr. Halimi, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Humaniora, membacakan puisi yang memaparkan perjuangan pejuang Palestina dalam mempertahankan tanah airnya. Suasana haru dan semangat tercampur aduk, seluruh peserta aksi merinding bergetar, meresapi kisah heroik yang membangkitkan semangat kebebasan.

Koordinator aksi kemudian menyahut dengan orasi yang memompa semangat, diikuti oleh yel-yel seruan kuat, "Bebaskan Palestina!". Sejurus kemudian, takbir berkumandang menggema, membangunkan jiwa mujahid para peserta aksi. Pekik takbir yang disambut ribuan takbir dari para peserta aksi membuat ghirah semangat pembelaan terhadap Palestina semakin membara.

Aksi solidaritas ini bukan sekadar pertunjukan simpati, melainkan ungkapan nyata dari kepedulian dan kebersamaan seluruh civitas akademika UIN Malang untuk membela hak asasi manusia dan mendukung perdamaian di Palestina. Semangat solidaritas yang terpancar dari aksi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk ikut berperan dalam mewujudkan perdamaian dunia.


Penulis: Rojauna Zalfatthoriq (Bang Thoriq)

Thursday 2 November 2023

Pembinaan Moderasi Beragama Pusat Ma’had al-Jami’ah UIN Malang, Membentuk Karakter Ulul Albab yang Moderat


          MSAA - Kamis malam, 2 November 2023, Pusat Ma'had al-Jami'ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengadakan pembinaan moderasi beragama yang diikuti oleh seluruh mahasantri Pusat ma’had al-Jami’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Acara ini dibuka langsung oleh pengasuh Pusat Ma'had al-Jami'ah UIN Malang, KH Badruddin Muhammad, M.H.I. Beliau menjelaskan bahwa moderasi beragama tidak hanya terbatas pada perilaku moderasi antarumat beragama, tetapi moderasi beragama juga meliputi berbagai macam perbedaan yang ada di antara umat setelah wafatnya Rasulullah SAW.

     Materi moderasi beragama disampaikan oleh Prof. Dr. Yusuf Hanafi, M.Fil. I. Dalam materinya, beliau menyampaikan bahwa perbedaan adalah suatu bentuk keniscayaan atau sunnatulah. Selama masalah tersebut menyangkut perkara ijtihadi dan tidak ada dalil qot'i yang memutuskan, maka diperlukan suatu kebijaksanaan dalam menyikapi permasalahan tersebut. beliau mengambil contoh sikap Rasulullah dalam mengambil keputusan saat menghadapi dua orang yang mengadukan suatu perkara. Suatu hari sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khattab mengadu kepada Rasulullah terkait waktu pelaksanaan salat witir. Menurut Abu Bakar, salat witir boleh dilaksanakan sebelum tidur di malam hari. Sedangkan Umar bin Khattab berpendapat bahwa waktu pelaksanaan salat witir adalah di tengah malam setelah tidur. Dengan penuh kebijaksanaaan, Rasulullah menanggapi bahwa Abu Bakar adalah orang yang sangat berhati-hati untuk menjaga keistiqomahan dalam salat witir, karena itu menurut Abu Bakar salat witir boleh dilaksanakan sebelum tidur di malam hari. Adapun Umar bin Khattab memiliki semangat yang kuat sehingga beliau melaksanakan salat witir pada tengah malam. Sikap Rasulullah ini yang menjadi salah satu gambaran dalam menjadi seorang yang bijaksana dalam menghadapi suatu perbedaan.

     Beliau juga menyampaikan tiga kunci untuk bersikap moderat. Kunci tersebut adalah sikap husnuzzan, objektif dan menghormati orang lain. Jangan sampai karena memiliki tokoh yang kita idolakan dan kita anut, kita menjadi menyalah-salahkan golongan yang memiliki paham lain dan hanya membenarkan apa yang dianggap benar oleh tokoh anutan kita. Acara ini juga diikuti dengan pelantikan muharrik/ah Pusat Ma’had al-Jami’ah dan pengumuman pemenang lomba HSN 2023.

Penulis: Muhammad Zulfa Kamal